Sebenernya ini bukan FF sih, ini cuma khayalan saya diwaktu hari ulang tahun yang ke-17........ kekeke Happy reading aja! Seperti biasa, ff ini udah pernah dipublish di blog satu lagi, tapi saya udah lupa pasword&emailnya heheh :D
Cast: Author as Nara
Onew SHINee as Oppa
Ku tatap langit malam yang bertabur bintang, sambil menunggu Oppa yang sedang bersiap untuk menyanyi dengan diiringi gitar.
“Nara.” panggilnya disertai senyuman yang selalu berhasil membuatku
melted melihatnya. “Sebelum aku bernyanyi, aku ingin mengucapkan saengil
chukahamnida. Ini ulang tahunmu yang ke-17, kan? Kalo kata orang
Walanda mah, sweet seventeen.” lanjutnya dengan begitu jayus,
tapi itu membuatku tertawa terpingkal-pingkal mendengarnya berbicara
seperti itu dengan logat Sunda yang aneh.
“Ehem ehem.” Oppa berdeham sejenak lalu mulai memetik daun teh di
Puncak*plak*memetik senar gitar. Lalu ia pun memejamkan mata sipitnya.
“@*%!#*&!%??” Entah lagu apa yang dinyanyikan Oppa. Lagunya
terdengar sangat aneh dikupingku, apalagi ditambah suara Oppa yang
sengaja dibuat bervibra seperti kodok.
“Oppa.” selaku untuk menghentikan nyanyian anehnya.
Oppa pun berhenti bernyanyi dan membuka matanya. “Wae? Apa lagunya tidak enak didengar?”
“Bukan tidak enak lagi. Lagunya terdengar sangat aneh.”
“Jinjja?”
Aku mengangguk untuk meyakinkannya.
“Lalu, aku hatus menyanyikan lagu apa?”
“Terserah. Yang penting romantis. Bukankah kau sudah berjanji akan
menyanyikan lagu yang paling romantis untuk istrimu ini, Oppa?”
Oppa menatap mata cokelatku, lalu tersenyum dengan manis. “Ne. I’ll sing a romantic song for you. Listen.”
Dia mulai memetik gitar lagi dan memejamkan matanya, lalu mendendangkan
intro lagu yang akan ia nyanyikan. Aku mulai terhanyut dengan intro
lagu yang akan dinyanyikannya. Dan, akupun menutup mataku untuk
mendengarkannya lebih seksama dalam tempo sesingkat-singkatnya.
PLAK!
(Emangnya Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia? Pake ada ‘dalam tempo yang sesingkat-singkatnya’ segala.)
“Nuna neomu yeoppeoseo. Namjadeuri-“
“Tunggu!” selaku lagi sambil terperanjat dan membuka mataku. Oppa pun sama, dia membuka matanya dengan kaget.
“W w -wae?” tanyanya tergagap seperti Aziz Gagap.
“Aku bukan Nuna, Oppa.” Langsung saja ku pasang muka cemberutku karena dipanggil Nuna.
“Er, Mianhae, chagiya.” Baiklah akan ku ubah. Ehem ehem.” Ia kembali berdeham dam memetik senar gitar.
“Dongsaeng neomu yeoppeo. Geu geunyeoreul boneun naneun micheo. Ha hajiman ijen jicheo. Replay replay replay.”
Oppa menyanyikan lagu itu sampai akhir dengan suara merdunya. Aku
mendengarkannya sambil menopang dagu dengan kedua tanganku disertai
senyuman yang terus mengembang seperti adonan rotinya Kim Tak Gu.
Setelah selesai menyanyikan lagu itu, Oppa menyimpan gitarnya, lalu
berjalan ke arahku. Diapun duduk di hadapanku dan menggenggam kedua
tanganku. Dia tersenyum begitu manis, mengalahakan gula tebu, gula
pasir, gula merah, gula kuning, gula ijo, dan jadilah gula pelangi (????
Super gaje!). Aku membalas senyumnya dengan senyum termanisku, yang
membuat mataku menyipit ketika menunjukannya pada Oppa.
“Eotteyo? Choayo?” tanyanya tanpa menghilangkan senyumnya sedikitpun.
“Ne. Choayo.”
Oppa mengelus punggung tanganku dan terus saja menatapku. Hal itu
membuat pipiku merona, buka kemerahan lagi, tapi merah busuk!
“Oppa.”
“Ye?”
“Nyanyikan lagi lagu romantis untukku.”
Dia berpikir sejenak, lalu menjawab “Baiklah. Tapi, jangan pake gitar,
ya. Soalnya jariku sudah sangat sakit.” Segera saja ku periksa
jari-jarinya dan meniupi bekas senar gitar yang terukir di jari-jarinya.
“Apaseo?” tanyaku khawatir. Oppa hanya mengangguk.
“Gokjeongma. Aku akan menyanyikan satu lagu lagi untukmu. Maukah kau mendengarkannya lagi?”
“Please.”
“Ehem ehem.” Dia kembali berdeham sebelum bernyanyi. Segera saja ku sodorkan permen Heksos. Dia hanya mengerutkan keningnya melihat permen yang sudah tersodor di depan hidung mancungnya.
“Ehem ehem.” Dia kembali berdeham sebelum bernyanyi. Segera saja ku sodorkan permen Heksos. Dia hanya mengerutkan keningnya melihat permen yang sudah tersodor di depan hidung mancungnya.
“Sepertinya, tenggorokanmu gatal, Oppa.” Jelasku, menjawab kerutan di keningnya itu.
Dia kembali tersenyum dengan lembut. “Aku berdeham, bukan karena
tenggorokanku gatal. Tapi, aku menginginkan suara yang keluar menjadi
lembut tanpa hambatan di tenggorokanku. Araseo?”
“Ne, algeuseumnida, Oppa.”
Dia pun kembali berdeham, dan aku tak menyelanya.
“Ehem… Boga ka bogoh jauh.. Meuntas laut…”
GUBRAK!
Aku pikir dia akan menyanyikan lagu romantis apa. Ternyata lagu Long Distances Girlfriend nya Darso, tho.
Tapi, Oppa memang benar-benar romantis. Dia berusaha menyanyikan lagu
ini dan mempelajarinya, meskipun kata-katanya sangat asing di lidahnya.
Tapi, Gomaweoh Onew oppa. Kau selalu di hatiku.
“Kau juga selalu di hatiku.” Ucapnya setelah menyanyikan lagu itu,
seolah menjawab kalimat yang ku pikirkan barusan. Lalu dia mengecup
keningku dengan lembut.
Benar-benar Sweet Seventeen…..
In my imagine……
February, 1st 2011
21.05
Coba aja kalo jadi kenyataan khayalannya, di ulang tahun tahun depan Onew oppa nyanyi spesial untukku ahihihi :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Annyeonghaseyo^^ Gomaweoyo udah berkunjung ke sini, jangan lupa komentarnya ya ^^
Apapun itu saya terima asal bukan SPAM :)